"Mereka"


Sewaktu kita kecil, fase dimana kita belum bisa mengerti akan banyak hal. Hanya ada tangisan dan rengekan yang kerap kali membisingkan telinga apabila kita menginginkan sesuatu. Mereka terbangun ditengah malam, mengesampingkan lelah dan kantuknya mata hanya untuk menenangkan kita agar bisa tidur pulas kembali.
Tangan halusnya mengelus badan mungil kita, menimang sambil berjalan mondar-mandir dengan penuh cinta.
Mereka yang rela menunda kesibukan mereka dan segera mendekati kita saat kita menangis karena buang air kecil/besar demi menggantikan popok , memandikan badan mungil kita dengan penuh kehati-hatian.
Mereka yang menunda lapar mereka saat kita sudah lapar duluan.
Mereka yang meninggalkan kepentingan peribadi mereka hanya untuk bermain kuda-kudaan atau sekedar berjalan ditaman bersama kita.
Mereka yang mampu menghapus air mata saat kita terjatuh.
Mereka orang yang selalu menyebut nama kita disetiap doanya.
Mereka orang yang berani mengeluarkan uang banyak demi kesehatan kita.
Mereka guru pertama yang mengajarkan kita hingga kita mengerti banyak hal.
Mereka orang yang berjuang untuk menghidupi kita
Mereka orang pertama yang tak ingin melihat kita kenapa-kenapa.
Senyuman kita adalah kebahagiaan "Mereka"
Merekalah orangtua kita..

Fase demi fase kita tumbuh dan berkembang, menjadi balita.. anak-anak.. remaja hingga dewasa mereka selalu ada disamping kita, mensuport kebutuhan kita, kita seperti sumber kekuatan mereka.
Semakin hari, tubuh kuat mereka menjadi renta.. Masa dimana mereka menginjak hari tua.
Tak lagi berdiri tegap, menopang badan sendiri saja butuh tenaga lebih.
Tapi mereka tak pernah mengeluh bahkan sedikit saja tidak menceritakan tentang bagaimana keadaan diri mereka.. karena dari dulu sampai kapanpun mereka tak ingin membuat kita bersedih.
Mereka bahagia melihat kita sukses, rela melepas perhatian kita dengan penuh kegembiraan saat kita menikah dengan orang yang kita sayang.
Mereka juga rela sepi ditinggalkan kita dengan jarak yang begitu jauh karena kesibukan kerja.

Heiii..!!!
Sehebat apapun kita, tanpa mereka kita tak ada apa-apanya.
Kita bisa seperti ini karena kehebatan mereka yang mengikhlaskan jiwa raganya hanya untuk kita.

Apakah kita bisa mengingat dulu.. sewaktu mereka bisa selalu ada untuk kita???
Apakah kita bisa sama seperti mereka, berbalik mencurahkan hidup kita untuk mereka???.
Cintailah mereka, sempatkan untuk menjenguk atau sekedar menanyakan kabar mereka via telepon.
Dengan begitu mereka merasa diperhatikan dan dihargai karena mereka tidak menuntut banyak akan materi selain kita bisa ada untuk mereka seperti dahulu mereka selalu ada untuk kita. 

Comments

Popular posts from this blog

Pilihlah Allah Sebagai Tempat Mengadu Dari Suatu Pilihan Kita

Menata Hati

Tips singkat berlapang hati dari ocehan negatif orang lain